.

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
In the name of God that most gracious most merciful

Wednesday 13 August 2008

Cukup

Subject:



[Unibraw_E84]






From:



"M. Gufron"





Date:



Wed, August 13, 2008 1:02 am





To:



Unibraw_E84@yahoogroups.com





Priority:



Normal






Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib.
Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak
terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani
menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab
kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani
mengucapkan kata "cukup".

Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas
berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember
untuk menampung uang kaget itu.
Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk
disimpan disana. Kucuran uang terus mengalir sementara
si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya,
bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali
sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup,
dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya
petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia
tak pernah bisa berkata cukup.

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali
adalah kata "cukup".
Kapankah kita bisa berkata cukup?


Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan
sepadan dengan kerja kerasnya.

Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya
masih dibawah target.

Istri mengeluh suaminya kurang perhatian.

Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.

Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.

Semua merasa kurang dan kurang.

Kapankah kita bisa berkata cukup?
Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati.
Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.
Tak perlu takut berkata cukup.

Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti
berusaha dan berkarya.
"Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi,
mandeg dan berpuas diri.

Mengucapkan kata cukup membuat
kita melihat apa yang telah kita terima,
bukan apa yang belum kita dapatkan.

Jangan biarkan kerakusan manusia
membuat kita sulit berkata cukup.

Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada
diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia
yang berbahagia.

Belajarlah untuk berkata "Cukup"